Beberapa minggu lalu ga sengaja di hari libur gw nonton tv dan ada sebuah acara promosi spesial yang ditayangkan serentak dibeberapa stasiun televisi nasional. Dimana acara promosi itu berisi tentang produk aplikasi pembelajar secara online yang mana menawarkan banyak keuntungan apabila berlangganan aplikasi tersebut. Singkat kata bimbel lewat hape. Ya, belajar lewat aplikasi di hape. Sebenarnya konsep sejenis seperti ini sudah hadir cukup lama di luar negeri sana. Akan tetapi di indonesia sendiri, beberapa tahun belakangan baru bermunculan beberapa aplikasi online yang menunjang kegiatan kita sehari-hari. Sampai suatu ketika muncul sebuah aplikasi bimbel interaktif. Aplikasi ini berjalan pada berbagai macam platform smartphone.
Balik lagi ke pembahasan kita sebelumnya. "Bisnis Bimbel Semakin Subur, Salahkah Sistem Pendidikan Kita ?" . Seperti yang kita tahu bersama sekolah adalah tempat mencari ilmu, sehingga sudah seharusnya seorang siswa wajib belajar dengan rajin dan tekun di sekolah. Apalagi, syarat standar kelulusan yang diterapkan di setiap sekolah begitu tinggi. Mau gak mau siswa dipaksa untuk belajar lebih keras lagi. Namum, tidak semua siswa memiliki kemampuan daya tangkap yang sama, ada yang mungkin bisa fokus dan cepat tangkap terhadap pelajaran, dan ada pula yang agak lambat dalam menerima pelajaran dikelas. Apalagi jika guru yang tidak bisa membawa suasana di kelas, maka tidak dapat meningkatkan minat belajar yang mengakibatkan siswa menjadi malas belajar dikelas. Terkadang, sistem belajar mengajar yang diterapkan terlalu kaku membuat proses belajar dan mengajar menjadi semakin membosankan, yang mana guru hanya menerapkan belajar satu arah tanpa memberikan interaksi kepada siswa agar siswa lebih aktif dikelas. Hampir kebanyakan siswa, setelah pulang dari sekolah, mereka mencoba mengulas kembali tetapi, mereka bingung untuk mengulas pelajaran yang sudah diberikan dikelas, karena kurangnya pemahaman penerimaan pelajaran disekolah. Hal ini menyebabkan resahnya para siswa, karena tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Kemudian, muncul bimbel dengan menjawab keresahan yang ada pada diri siswa selama ini.
Bimbel atau biasa disebut bimbingan belajar adalah sebuah instansi yang membantu membimbing siswa dalam belajar pelajaran sekolah. Dikutip dari Kompas.com, Dari 770 responden, 87,8 % menyatakan pentingnya mengikuti bimbel di luar sekolah. Bimbel diperlukan terutama untuk menambah pemahaman mereka pada materi pelajaran. Ya, kepercaan siswa akan mengikuti bimbel memang cukup besar. Dibimbel, siswa diajarkan secara intensif dan mendalam mengenai materi-materi yang sudah diajarkan disekolah, yang mana di sekolah materi yang diberikan guru hanya cuma permulaannya saja atau biasa kita kenal belajar kulit terluarnya aja. Dahulu, siswa tempat mencari ilmu yaitu di sekolah. Kini, mindset siswa sudah berubah, siswa mencari ilmu di tempat bimbel dan cari nilai dan ijazah di sekolah. ya, begitu mirip, tetapi nyatanya dilapangan memang begitu. Hampir kebanyakan guru disekolah, memberikan materi kepada murid hanya sekedar introduce saja, tanpa mendalam, dan kemudian, mereka (guru) memberikan murid buku berupa LKS (Lembar Kerja Siswa). Ya, LKS, pasti lo pernah ngerasain apa itu LKS. LKS adalah sebuah buku yang mana berisi ringkasan materi dan kumpulan banyak soal latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Guru akan memberikan tugas dari kumpulan soal di dalam LKS. Alasan guru sih agar siswa didik belajar mandiri. Tetapi nyatanya tidak. Banyak dari siswa yang pusing tidak bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru di LKS, dengan alasan tidak mengerti dan jauh dari materi yang diajarkan oleh guru dikelas. Akhirnya, tempat bimbel sebagai pelabuhan terakhir mereka (siswa) dalam memecahkan solusi tersebut.
Pada awalnya bimbel sebagai tempat untuk belajar siswa secara intensif, kini seiring dengan permintaan pasar, bimbel memberikan fasilitas diskusi, yang mana fasilitas ini memberikan wadah untuk lebih intensif lagi dalam memahami materi yang dirasa belum dimengerti oleh seorang siswa. Akan tetapi fasilitas diskusi ini disalah artikan oleh sebagian besar siswa, dimana siswa membawa pekerjaan rumah / tugas-tugas sekolah ke tempat bimbel dan dikerjakan oleh guru di bimbel. Ya mungkin praktik ini sudah dilakukan bertahun-tahun lamanya, dan mereka (siswa) rela untuk mengorek kocek lebih dalam demi kelancaran mengerjakan tugas sekolahnya. Pada akhirnya, bimbel tidak bisa membentuk siswa menjadi lebih pintar dan cerdas. Fungsi bimbel hanya sebagai tempat untuk membantu tugas-tugas siswa disekolah.
Ketika Ujian Nasional tiba, mereka (siswa) di sekolah diberikan intensif untuk belajar mengenai soal-soal latihan ujian nasional. Akan tetapi, pembahasan soal latihan ujian nasional yang diberikan oleh sekolah dirasa tidak cukup. Hasilnya, siswa banyak yang ingin mengikuti kelas intensif khusus Ujian Nasional demi lulus ujian dan memperoleh nilai yang baik. Pada akhirnya, tempat-tempat bimbel, banyak menawarkan ke sekolah-sekolah dengan memberikan berbagai tips dan trik bagaimana cara berhasil lulus ujian dan mendapatkan nilai terbaik dengan begitu menggiurkan para siswa. Bimbel bagaikan dewa penolong untuk sebuah kelulusan seorang siswa. Dimana, ada beberapa bimbel yang sudah tahu kisi-kisi materi soal yang akan keluar saat ujian. Kemudian, di google juga sudah banyak tersebar bagaimana tips dan trik mengenai menghadapi ujian nasional.
Bukan hanya untuk persiapan ujian nasional saja mereka (bimbel) membuka kelas. Bimbel juga menawarkan kelas, untuk lulus seleksi perguruan tinggi negeri, yang mana membuat mengiurkan para siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa pun banyak rela mengorek kocek lebih dalam lagi dengan iming-iming bergaransi masuk PTN. Akan tetapi, balik lagi ke pribadi siswa masing-masing, mau ikut bimbel murah atau bimbel mahal atau belajar sendiri dirumah, kalau siswa itu tidak tekun belajar, tetap sia-sia saja, karena harus dari dalam hati siswa tersebut mempunyai target/ tekad untuk bisa lebih memahami materi dan mendapatkan nilai yang bagus.
Sumber :
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/bimbel-guide/yuk-kulik-sejarah-kursus-privat-di-indonesia/
tanggal akses 23 Agustus 2018
https://edukasi.kompas.com/read/2012/12/07/17494989/Ramai-ramai.Les.Pelajaran
tanggal akses 23 Agustus 2018
https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/17/20063961/banyak-bimbel-berprestasi-belum-tentu-ini-hasil-penelitiannya
tanggal akses 23 Agustus 2018
Balik lagi ke pembahasan kita sebelumnya. "Bisnis Bimbel Semakin Subur, Salahkah Sistem Pendidikan Kita ?" . Seperti yang kita tahu bersama sekolah adalah tempat mencari ilmu, sehingga sudah seharusnya seorang siswa wajib belajar dengan rajin dan tekun di sekolah. Apalagi, syarat standar kelulusan yang diterapkan di setiap sekolah begitu tinggi. Mau gak mau siswa dipaksa untuk belajar lebih keras lagi. Namum, tidak semua siswa memiliki kemampuan daya tangkap yang sama, ada yang mungkin bisa fokus dan cepat tangkap terhadap pelajaran, dan ada pula yang agak lambat dalam menerima pelajaran dikelas. Apalagi jika guru yang tidak bisa membawa suasana di kelas, maka tidak dapat meningkatkan minat belajar yang mengakibatkan siswa menjadi malas belajar dikelas. Terkadang, sistem belajar mengajar yang diterapkan terlalu kaku membuat proses belajar dan mengajar menjadi semakin membosankan, yang mana guru hanya menerapkan belajar satu arah tanpa memberikan interaksi kepada siswa agar siswa lebih aktif dikelas. Hampir kebanyakan siswa, setelah pulang dari sekolah, mereka mencoba mengulas kembali tetapi, mereka bingung untuk mengulas pelajaran yang sudah diberikan dikelas, karena kurangnya pemahaman penerimaan pelajaran disekolah. Hal ini menyebabkan resahnya para siswa, karena tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Kemudian, muncul bimbel dengan menjawab keresahan yang ada pada diri siswa selama ini.
Bimbel atau biasa disebut bimbingan belajar adalah sebuah instansi yang membantu membimbing siswa dalam belajar pelajaran sekolah. Dikutip dari Kompas.com, Dari 770 responden, 87,8 % menyatakan pentingnya mengikuti bimbel di luar sekolah. Bimbel diperlukan terutama untuk menambah pemahaman mereka pada materi pelajaran. Ya, kepercaan siswa akan mengikuti bimbel memang cukup besar. Dibimbel, siswa diajarkan secara intensif dan mendalam mengenai materi-materi yang sudah diajarkan disekolah, yang mana di sekolah materi yang diberikan guru hanya cuma permulaannya saja atau biasa kita kenal belajar kulit terluarnya aja. Dahulu, siswa tempat mencari ilmu yaitu di sekolah. Kini, mindset siswa sudah berubah, siswa mencari ilmu di tempat bimbel dan cari nilai dan ijazah di sekolah. ya, begitu mirip, tetapi nyatanya dilapangan memang begitu. Hampir kebanyakan guru disekolah, memberikan materi kepada murid hanya sekedar introduce saja, tanpa mendalam, dan kemudian, mereka (guru) memberikan murid buku berupa LKS (Lembar Kerja Siswa). Ya, LKS, pasti lo pernah ngerasain apa itu LKS. LKS adalah sebuah buku yang mana berisi ringkasan materi dan kumpulan banyak soal latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Guru akan memberikan tugas dari kumpulan soal di dalam LKS. Alasan guru sih agar siswa didik belajar mandiri. Tetapi nyatanya tidak. Banyak dari siswa yang pusing tidak bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru di LKS, dengan alasan tidak mengerti dan jauh dari materi yang diajarkan oleh guru dikelas. Akhirnya, tempat bimbel sebagai pelabuhan terakhir mereka (siswa) dalam memecahkan solusi tersebut.
Pada awalnya bimbel sebagai tempat untuk belajar siswa secara intensif, kini seiring dengan permintaan pasar, bimbel memberikan fasilitas diskusi, yang mana fasilitas ini memberikan wadah untuk lebih intensif lagi dalam memahami materi yang dirasa belum dimengerti oleh seorang siswa. Akan tetapi fasilitas diskusi ini disalah artikan oleh sebagian besar siswa, dimana siswa membawa pekerjaan rumah / tugas-tugas sekolah ke tempat bimbel dan dikerjakan oleh guru di bimbel. Ya mungkin praktik ini sudah dilakukan bertahun-tahun lamanya, dan mereka (siswa) rela untuk mengorek kocek lebih dalam demi kelancaran mengerjakan tugas sekolahnya. Pada akhirnya, bimbel tidak bisa membentuk siswa menjadi lebih pintar dan cerdas. Fungsi bimbel hanya sebagai tempat untuk membantu tugas-tugas siswa disekolah.
Ketika Ujian Nasional tiba, mereka (siswa) di sekolah diberikan intensif untuk belajar mengenai soal-soal latihan ujian nasional. Akan tetapi, pembahasan soal latihan ujian nasional yang diberikan oleh sekolah dirasa tidak cukup. Hasilnya, siswa banyak yang ingin mengikuti kelas intensif khusus Ujian Nasional demi lulus ujian dan memperoleh nilai yang baik. Pada akhirnya, tempat-tempat bimbel, banyak menawarkan ke sekolah-sekolah dengan memberikan berbagai tips dan trik bagaimana cara berhasil lulus ujian dan mendapatkan nilai terbaik dengan begitu menggiurkan para siswa. Bimbel bagaikan dewa penolong untuk sebuah kelulusan seorang siswa. Dimana, ada beberapa bimbel yang sudah tahu kisi-kisi materi soal yang akan keluar saat ujian. Kemudian, di google juga sudah banyak tersebar bagaimana tips dan trik mengenai menghadapi ujian nasional.
Bukan hanya untuk persiapan ujian nasional saja mereka (bimbel) membuka kelas. Bimbel juga menawarkan kelas, untuk lulus seleksi perguruan tinggi negeri, yang mana membuat mengiurkan para siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa pun banyak rela mengorek kocek lebih dalam lagi dengan iming-iming bergaransi masuk PTN. Akan tetapi, balik lagi ke pribadi siswa masing-masing, mau ikut bimbel murah atau bimbel mahal atau belajar sendiri dirumah, kalau siswa itu tidak tekun belajar, tetap sia-sia saja, karena harus dari dalam hati siswa tersebut mempunyai target/ tekad untuk bisa lebih memahami materi dan mendapatkan nilai yang bagus.
Sumber :
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/bimbel-guide/yuk-kulik-sejarah-kursus-privat-di-indonesia/
tanggal akses 23 Agustus 2018
https://edukasi.kompas.com/read/2012/12/07/17494989/Ramai-ramai.Les.Pelajaran
tanggal akses 23 Agustus 2018
https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/17/20063961/banyak-bimbel-berprestasi-belum-tentu-ini-hasil-penelitiannya
tanggal akses 23 Agustus 2018
bener min, seharusnya sistem pendidikan di sekolah lebih ditingkatkan dengan tujuan agar siswa -siswanya menjadi proaktif dalam belajar secara mandiri maupun tatap muka. Selain itu, orangtua harus pintar -pintar mencari bimbel yang harusnya membantu meningkatkan pemahaman anak, tapi malah memberi jawaban dari tugas sekolah dan ujian. Sebaiknya si anak sendiri yang harus mencari jawabannya, pengajar bimbel hanya mendampingi dan memberi pemahaman.
ReplyDeleteKunjungi balik www.remajasinau.blogspot.com
Sistem pendidikan di negeri ini memang hanya 1 arah, makanya para siswa tidak punya kesempatan atau berani berdiskusi/mengungkapkan ide-ide atau gagasannya kepada para pendidik.
ReplyDeleteBerbeda dengan sistem pendidikan yang dianut di negara maju; para muridnya diajarkan untuk berani mengungkapkan pendapatnya.
Namun keunggulan pendidikan di negeri ini ada pada kemampuan siswanya untuk berpikir dalam hal hitungan. Lihat saja juara fisika atau matematika rata-rata dari Indonesia. Tidak ada yang salah dengan sistem pendidikan kita, hanya saja perlu diimbangi dengan materi presentasi untuk lebih meningkatkan tingkat ke-PD-an siswa kita.
Saya sendiri tidak pernah ikut bimbel waktu sekolah. Cukup sekolah reguler.
Salam,
jelajahlangkah.com
Aku jg pernah jadi 'korban' bimbel dan alhamdulilah tetap tdk lolos SBMPTN hahha
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletejadi ingat dulu pernah ikutan bimbel...
ReplyDeleteawalnya dipaksa ortu hehe, tapi ya sebenarnya cukup membantu.
penjelasannya lebih gampang dari pada guru di seolahan :|
Jd sekolah buat apa jk belajar di bimbel mlah lbh dmengerti 😂
ReplyDeleteFormalitas sajakah skolah2 d negara kita huhuhuhu
Bimbel hanya mengajarkan tips trik biar nilai bagus bukan saja tentang pendalaman materi maupu karakter anak. Memang ini kelemahan pendidikan negara kita Yg memfokuskan hanya angka tinggi dibandingkan pendidikan karakter.
ReplyDeleteJadi inget sama pengusaha muda yang usaha bimbel menuai berkah dengan uang pinjaman dari orangtuanya yang mau dibelikan mobil. Menjanjikan juga usaha bimbel ya Kak
ReplyDelete